Karmaphala terdiri dari dua kata
yaitu karma dan phala, berasal dari bahasa Sanskerta. "Karma" artinya
perbuatan dan "Phala" artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi
Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang.
Kita percaya bahwa perbuatan yang
baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha
karma) membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti
baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk,
buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita
untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan
cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan
dan tujuan yang buruk.
Phala dari karma itu ada tiga macam
yaitu:
1
|
Sancita Karmaphala
|
Phala dari perbuatan dalam
kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang
menentukan kehidupan kita sekarang.
|
2
|
Prarabda Karmaphala
|
Phala dari perbuatan kita pada
kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi.
|
3
|
Kriyamana Karmaphala
|
Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati
pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.
|
Dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Karmaphala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka hukuman nerakalah yang diterimanya. Dalam pustaka- pustaka dan ceritera- ceritera keagamaan dijelaskan bahwa Surga artinya alam atas, alam suksma, alam kebahagiaan, alam yang serba indah dan serba mengenakkan. Neraka adalah alam hukuman, tempat roh atau atma mendapat siksaan sebagai hasil dan perbuatan buruk selama masa hidupnya. Selesai menikmati Surga atau neraka, roh atau atma akan mendapatkan kesempatan mengalami penjelmaan kembali sebagai karya penebusan dalam usaha menuju Moksa.
Surga dan Neraka.
Menurut ajaran agama (dharma) yang
diwahyukan ke dunia dengan perantaraan para Maha Resi, maka segala baik buruk
kegiatan (subha karma atau asubha karma) akan membawa akibat tidak saja di
dalam hidup sekarang ini tetapi juga di akhirat (Surga dan neraka). Setelah
atma (roh) dengan suksma sarira (badan astral) terpisah dari stula sarira
(badan wadag) dan membawa akibat pula dalam penjelmaan yang akan datang (Punarbhawa),
maka atma bersama dengan suksma sariranya bersenyawa lagi dengan stula
sarira. Sang Hyang Widhi Wasa menghukumnya dengan hukum yang bersendikan
Dharma. Dan Dia akan merahmati atma seseorang yang berjasa dan yang melakukan
amal kebajikan yang suci (subha karma) dan Diapun akan mengampuni atma
seseorang yang pernah berbuat dosa, bila ia tobat dan tawakal serta tidak akan
melakukan dosa lagi.
Tuhan Yang Maha Tahu bergelar
Yamadipati (pelindung Agung Hukum Keadilan) yang selalu menjatuhi hukuman
kepada atma yang tiada henti- hentinya melakukan kejahatan atau dosa dan memasukkannya
ke dalam neraka.
Di sini atma itu menerima hasil
perbuatannya berupa neraka. Adapun penjelmaan atma semacam ini adalah sangat
nista dan derajatnya pun semakin merosot, jika ia selalu berbuat jahat.
Olih : Babad Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar