sesuai subadewasa, dengan segala
ketulusan hati yang paling suci bersih. Secara umum rangkaian sebuah Pujawali /
Pidodalan dengan rangkaian Upacāra sebagai berikut :
a. Upacāra Nuasin Karya (Matur Piuning Persiapan
Pujawali)
1. Setelah semua banten munggah di pelinggih masing-masing.
Pinandita memulai memuja diiringi Kidung suci
2. Pinanandita memohon Tirtha Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Prayascita, dan Tirtha Pengulapan.
3. Semua Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan:
a. Peasepan
b. Toya Anyar
c. Byakala:
a) Pengeresikan
b) Tirtha – Padma
c) Banten Byakala diayabkan ke pelinggih bagian bawah
d) Prayascitta:
a) Pengeresikan
b) Tirtha – Padma
c) Bungkak Gading – Lis Senjata
d) Banten Prayascita diayabkan ke pelinggih bagian atas
e) Pengulapan:
a). Pengeresikan
b).Tirtha – Padma
c). Bungkak Bulan – Lis
d). Banten Pengulapan diayabkan ke pelinggih bagian atas.
2. Pinanandita memohon Tirtha Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Prayascita, dan Tirtha Pengulapan.
3. Semua Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan:
a. Peasepan
b. Toya Anyar
c. Byakala:
a) Pengeresikan
b) Tirtha – Padma
c) Banten Byakala diayabkan ke pelinggih bagian bawah
d) Prayascitta:
a) Pengeresikan
b) Tirtha – Padma
c) Bungkak Gading – Lis Senjata
d) Banten Prayascita diayabkan ke pelinggih bagian atas
e) Pengulapan:
a). Pengeresikan
b).Tirtha – Padma
c). Bungkak Bulan – Lis
d). Banten Pengulapan diayabkan ke pelinggih bagian atas.
Catatan:
Semua kegiatan a – eØ dimulai dari Padmasana-TamanSari-Pengempon Tirtha- Beji- Anglurah -Bale Pawedaan - Pengraksa Karya mulai dari sudut Timur Laut (SHRI), Tenggara (AJI), Barat Daya (RUDRA), Barat Laut (KALA), lalu diteruskan ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar Tapeni- Dapur Suci - Bale Kulkul –Candi Bentar- Pemedal Agung- Pelinggih Maya –Bale Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale Ebat – Dapur- Pemedal Banjar- lalu petugas kembali ke Utama Mandala Dibutuhkan 13 orang pengayah untuk prosesi ini.
Semua kegiatan a – eØ dimulai dari Padmasana-TamanSari-Pengempon Tirtha- Beji- Anglurah -Bale Pawedaan - Pengraksa Karya mulai dari sudut Timur Laut (SHRI), Tenggara (AJI), Barat Daya (RUDRA), Barat Laut (KALA), lalu diteruskan ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar Tapeni- Dapur Suci - Bale Kulkul –Candi Bentar- Pemedal Agung- Pelinggih Maya –Bale Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale Ebat – Dapur- Pemedal Banjar- lalu petugas kembali ke Utama Mandala Dibutuhkan 13 orang pengayah untuk prosesi ini.
1. Umat diperciki tirtha Prayascita, dilanjutkan dengan
sembahyang bersama dan keramaning sembah
2. Nunas Tirtha Wangsuhpada
3. Puja parama santih
2. Nunas Tirtha Wangsuhpada
3. Puja parama santih
b. Upacāra Ngingsah (Taman Sari/ Beji)-
Bersamaan dengan Upacāra Nuasin Karya (Matur Piuning Persiapan
Pujawali) Pinandita memohon Tirtha 5 (Lima) Jenis dari Taman Sari atau Beji
1. Daksina Taksu (Daksina Mepayas), Rantasan Putih Kuning, dan Bahan-bahan Upacāra diiring ke Beji oleh Serati banten
2. Prosesi Ngingsah beras catur warna dimulai diawali pemercikan 5 jenis Tirtha, kemudian Nyeruh beras, nampinin beras, kemudian ngingsah dengan Sibuh Pepek, Kuskusan Sudamala, tempat beras: a. Beras b. Beras Mereah c. Beras kuning (Ketan) d. Beras Hitam (Injin) e. Kacang-kacangan (Bija ratus)
3. Tirtha ngingsah dipercikkan ke umat
4. Daksina Taksu Tapeni dan bahan-bahan Upakāra dan beras yang telah diingsah di iring ke Madya Mandala (Sanggar Tapeni)
1. Daksina Taksu (Daksina Mepayas), Rantasan Putih Kuning, dan Bahan-bahan Upacāra diiring ke Beji oleh Serati banten
2. Prosesi Ngingsah beras catur warna dimulai diawali pemercikan 5 jenis Tirtha, kemudian Nyeruh beras, nampinin beras, kemudian ngingsah dengan Sibuh Pepek, Kuskusan Sudamala, tempat beras: a. Beras b. Beras Mereah c. Beras kuning (Ketan) d. Beras Hitam (Injin) e. Kacang-kacangan (Bija ratus)
3. Tirtha ngingsah dipercikkan ke umat
4. Daksina Taksu Tapeni dan bahan-bahan Upakāra dan beras yang telah diingsah di iring ke Madya Mandala (Sanggar Tapeni)
c. Upacāra Ngereka Beras Catur (Sanggar Tapeni)-
Bersamaan dengan Upacāra Nuasin Karya (Matur Piuning Persiapan
Pujawali) 1. Daksina Taksu (Daksina Mepayas), Rantasan Putih Kuning
dilinggihkan di Sanggar Tapeni 2. Suci alit, Pejati, Sesayut Bagia Setata,
Bahan – bahan upakāra 1 tempeh, dibawahnya 3. Dua tempeh sukla 2, kain putih
-/+ @ 0.5 mtr, Kuangen PengErekan 11x 2, uang kepeng 108 x 2, beras yang sudah
diingsah, cili lanang-istri @ 1 buah, soda 2, canang lenga wangi 2 burat wangi
2, canang pengeraos 2, canang sari 2 4. Beras direka menyerupai manusia laki
dan perempuan (yang laki-laki oleh ditanding oleh Pria, dan yang perempuan
ditanding oleh Wanita) 5. Muspa ke hadapan Bhagawan Wiswakarma dan Bhatari
Tapeni, memohon agar pelaksanaan Rangkaian Upacāra pujawali berjalan dengan
lancar, aman, tidak ada yang bertengkar/berselisih faham dan semuanya
bergembira, serta agar tidak boros 6. Dilanjutkan dengan memercikkan tirtha
Pengarksa Karya dan Tirtha Panginih-inih 7. Dilanjutkan dengan membuat adonan
tepung untuk samuhan catur, suci, pebangkit, pulagembal, dan jerimpen sumbu.
d. Upakāra Nunas Tirtha Ke Pura Lain
1. Setelah semua banten munggah di pelinggih masing-masing.
Pinandita memulai memuja diiringi Kidung suci 2. Pinanandita memohon Tirtha
Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Pryascita, dan Tirtha Pengulapan. 3. Semua
Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan: a. Peasepan b. Toya Anyar c.
Byakala: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Banten Byakala diayabkan ke
pelinggih bagian bawah d. Prayascitta: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c)
Bungkak Gading – Lis Senjata d) Banten Prayascita diayabkan ke pelinggih bagian
atas e. Pengulapan: a). Pengeresikan b).Tirtha – Padma c). Bungkak Bulan – Lis
d). Banten Pengulapan diayabkan ke pelinggih bagian SemuaØatas Catatan: kegiatan a – e dimulai dari
Padmasana-TamanSari-Pengempon Tirtha- Beji- Anglurah, Bale Papelik - Bale
Pawedaan – Asagan Banten - Pengraksa Karya mulai dari sudut Timur Laut (SHRI),
Tenggara (AJI), Barat Daya (RUDRA), Barat Laut (KALA), Bumbung Tirtha, lalu
diteruskan ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar Tapeni- Dapur Suci - Bale Kulkul
–Candi Bentar-, Bale untuk Nedunang - Pemedal Agung- Pelinggih Maya – Bale
Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale Ebat – Dapur- ØPemedal Banjar- lalu
petugas kembali ke Utama Mandala Dibutuhkan 13 orang Jika tidak adaØpengayah untuk prosesi
ini. kegiatan nunas tirtha ke Pura lain,
maka upacara ini tidak dilaksanakan 1. Umat diperciki tirtha Prayascita,
dilanjutkan dengan sembahyang bersama dan keramaning sembah 2. Nunas Tirtha
Wangsuhpada 3. Puja parama santih 4. Petugas nunas Tirtha dibagikan Bumbung dan
Banten.
e. Upacāra Pecaruan
1. Setelah semua banten munggah di pelinggih masing-masing.
Panditamemulai memuja diiringi Kidung suci, tabuh lelambatan 2. Pandita/
Pinandita memohon Tirtha Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Pryascita, dan Tirtha
Pengulapan. 3. Semua Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan: a.
Peasepan b. Toya Anyar c. Byakala: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Banten
Byakala diayabkan ke pelinggih bagian bawah d. Prayascitta: a) Pengeresikan b)
Tirtha – Padma c) Bungkak Gading – Lis Senjata d) Banten Prayascita diayabkan
ke pelinggih bagian atas e. Pengulapan: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c)
Bungkak Bulan – Lis d) Banten Pengulapan diayabkan ke pelinggih bagian atas f.
Lis Gde, Sibuh pepek, dan Tirtha dari Ida pedanda Semua kegiatan a – e dimulai dariØCatatan:
Padmasana-TamanSari-Pengempon Tirtha-
Beji- Anglurah, Bale Papelik - Bale Pawedaan – Asagan Banten - Pengraksa Karya
mulai dari sudut Timur Laut (SHRI), Tenggara (AJI), Barat Daya (RUDRA), Barat
Laut (KALA), Bumbung Tirtha, lalu diteruskan ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar Tapeni-
Dapur Suci - Bale Kulkul –Candi Bentar- Caru, Bale untuk Nedunang - Pemedal
Agung- Pelinggih Maya –Bale Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale Ebat –
Dapur- Pemedal Banjar- lalu petugas kembali ke Utama Mandala Dibutuhkan 15 orang pengayah untuk prosesi
ini. 4.Ø
Pandita/Pinandita mapuja ke Surya (Upasaksi) 5. Pandita / Pinandita Ngundang
Bhūta, diikuti kidung Bhūta Yajña 6. Pemercikan Tirtha Pecaruan (Byakala,
Prayascita,dan Tirtha Caru) dimulai dari arah Timur-Tenggara-Selatan - Barat
Daya- Barat- Utara- Tengah. 7. Pandita / Pinandita Ngayabang Caru dibantu oleh
umat (7 Orang) 8. Pandita / Pinandita Ngelukat Bhūta dibantu oleh Pinandita 9.
Pralina Bhūta 10. Nyarub Caru, dengan urut-urutan: Tirtha Caru, Nasi Caru,
Sampat, Tulud, Kulkul, dilaksanakan memutar berlawanan dengan arah jarum jam
(prasawya) sebanyak 3 x diikuti Gong Bleganjur 11. Kemudian Pandita / Pinandita
Mepuja dalam rangka Nedunang.
f. Upacāra Nedunang di Pañca Desa
Telajakan Wastra Putih
dariv
Padmasana sampai DivCandi
Bentar di atasnya berisi Canang Cari. Panggungan: Suci Laksana, Daksina Gede,
Pejati. Di bawah panggungan: vSegehan Agung, Arak-Berem-Tuak. Perlengkapan lainnya: Peasepan, Kober, Lontek,
Tumbak, Mamas, Penuntun, Sesayut Penuntun Dewa, Sesayut Pemapag, Sesayut Pengiring,
Segehan Agung, Cane, Tempat Tirtha, Banten Arepan ;vRantasan, Daksina
Pralingga, Tedung, Gong Bleganjur. Tirtha Panedunan dari Ida Pedanda 1. SetelahvPeras,
Daksina, Segehan, Semua Uperengga di
atas berada di Pangungan, pinandita mulai ngastawa, diiringi dengan kidung dan
Gong Bleganjur a. Ngemargian Tirtha Penedunan b. Nagturang banten ring
Pangungan Catatan: Semua prosesi di atas dimulai dari Pralingga Padmasana,
Taman Sari, Pangemit Tirtha, Anglurah. c. Masegeh Agung oleh pinandita d. Tedun
dari panggungan §dengan
melewati Panggungan dengan urut-urutan dari depan: §Peasepan Banten pemagpag§ Umbul-umbul §
Mamas §Penuntunan
Banten§
Banten Penuntun dewa § Cane§Pangiring
§ Daksina Pralingga §
Tempat Tirtha §
Rantasan §
Tedung Catatan: • Dari Rantasan s/d Tedung berurutan dari Padmasana, Taman
Sari, Pangemeit Tirtha, Anglurah. • Di belakang Daksina Pralingga Anglurah:
Sekeha Santi, Bleganjur, umat • Point d butuh tenaga: 26 orang
g. Upacāra Medatengan di Depan Candi Bentar Pejati
1, Pangulapan, Datengan, Canang Pangrawos, Masing-masing
Daksina Pralingga; Soda Pemendak, Pependetan dan atau bebarisan 1. Pinandita
mepuja ngaturang banten datengan 2. Tarian papendetan 3. Memargi ke Utama
Mandala menuju Bale papelik 4. Bleganjur sampai di depan Kori Agung
h. Banten Mesandekan Ring Bale Papelik Pejati
1, Masing-Masing Daksina Pralingga: banten Rayunan (Hidangan
nasi, lauk, sayur, minuman menjadi 1 tempat), di bawah: Segehan Cacahan.
Setelah selesai mesandekan menuju Taman Sari Untuk Mesucian
i. Upacāra Masucian Ring Beji (Pancoran)
Suci Alit, Pejati, Ayaban Tumpeng Lima, Eteh-eteh Pasucian
(sisir, cermin, minyak wangi, bedak), Masing-Masing Daksina Pralingga; Canang
Lenga Wangi, Canang Burat Wangi, Wastra (kain, handuk, sabuk Stagen), Segehan
Cacahan. 1. Pinandita mulai ngaturang banten bersamaan ketika Ida Bhatara
Medatengan 2. Daksina Pralingga mulai dari Padmasana samapi Anglurah dihaturi:
a. Toya Anyar b. Sabun c. Air kumkuman d. Katuran Wastra e. Sisir f. Bedak g.
Minyak Wangi h. Cermin i. Masegeh Cacahan 3. Persiapan Purwa Daksina
j. Upacāra Mapurwa Daksina
1. Pinandita ngaturang Segehan Agung di depan Padmasana,
Petabuh Arak-Berem-Tuak. 2. Urut-urutan Purwa § Peasepan §Daksina:
Banten§ Umbul-umbul §
Mamas §Penuntunan
§ Banten Penuntun dewa §pemagpag
§ Rantasan § Cane
§Banten
Pangiring Tedung§ Daksina Pralingga §Tempat
Tirtha Catatan: • Dari Rantasan s/d
Tedung berurutan dari Padmasana, Taman Sari, Pangemeit Tirtha, Anglurah. • Di
belakang Daksina Pralingga Anglurah: Sekeha Santi, umat • Selesai Purwa
Daksina, Ngelinggihan Ke masing-masing pelinggih oleh Pinandita dibantu Para
Sutra
k. Upacāra Pujawali
1. Setelah semua banten munggah di pelinggih masing-masing.
Panditamemulai memuja diiringi Kidung suci, tabuh lelambatan 2. Panditamemohon
Tirtha Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Pryascita, dan Tirtha Pengulapan. 3.
Semua Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan: a. Peasepan b. Toya
Anyar c. Prayascitta: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Bungkak Gading – Lis
Senjata d) Banten Prayascita diayabkan ke pelinggih bagian atas d. Pengulapan:
a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Bungkak Bulan – Lis d) Banten Pengulapan
diayabkan ke pelinggih bagian atas e. Tirtha padudusan dari Pandita f. Tirtha
Catur Kumbha dari Pandita g. Lis Gde, Sibuh pepek, dan Tirtha Semua kegiatan a – gØdari Pandita Catatan: dimulai dari Padmasana-TamanSari-Pengempon
Tirtha- Beji- Anglurah, Bale Papelik - Bale Pawedaan – Asagan Banten -
Pengraksa Karya mulai dari sudut Timur Laut (SHRI), Tenggara (AJI), Barat Daya
(RUDRA), Barat Laut (KALA), lalu diteruskan ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar
Tapeni- Dapur Suci - Bale Kulkul –Candi Bentar- Pemedal Agung- Pelinggih Maya
–Bale Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale Ebat – Dapur- Pemedal Banjar- Dibutuhkan 16Ølalu petugas kembali ke
Utama Mandala orang pengayah untuk
prosesi ini. 1. Pandita mapuja ngaturang Pujawali 2. Sembahyang bersama 3.
Mejaya-jaya 4. Nunas tirtha 5. Dharma Wacana 6. Puja Parama Santih
l. Upakāra Ngayarin:
A. Pagi Hari: (pk. 09.00) 1. Sanggar Agung, Padamasana, Taman
Sari, Pengempon Tirtha, Anglurah, Bale Papelik, Panggungan, Tapeni, Penunggu
Karang: Masing-masing, Pejati, Kopi /Teh, kue, di bawah Pelinggih: Segehan
seperti biasa 2. Pelinggih yang lainnya: masing-masing: Soda. 3. Arepan Memuja:
Pejati dan Segehan Cacahan B. Siang Hari: (pk. 12.00) 1. Sanggar Agung,
Padamasana, Taman Sari, Pengempon Tirtha, Anglurah, Bale Papelik, Panggungan,
Tapeni, Penunggu Karang: Masing-masing, Rayunan , di 2. Pelinggih yang lainnya
masing-masing: Rayunan Alit 3. Arepan Memuja: Soda Catatan: Upacara Nganyarin
dilaksanakan jika pujawali / piodalannya nyejer, selama nyejer dilaksanakan
persembahan banten Nganyarin dan umat sembahyang. Jika pujawali /piodalan tidak
nyejer maka upacara ini ditiadakan
m. Upacāra Penyineban
1. Pinandita ngaturang Banten Panyineban 2. Sembahyang Bersama
3. Nunas Tirtha 4. Nedunang Daksina Pralingga dari masing-masing Pelinggih 5.
Urut-urutan Nyineb a. Purwa § Peasepan §Daksina: Banten§ Umbul-umbul §
Mamas §Penuntunan
§ Banten Penuntun dewa §pemagpag
§ Rantasan § Cane
§Banten
Pangiring Tedung§ Daksina Pralingga §Tempat
Tirtha Tegen-tegenan§ Salaran §
Catatan: • Dari Rantasan s/d Tedung berurutan dari Padmasana, Taman Sari,
Pangemeit Tirtha, Anglurah. • Di belakang Daksina Pralingga Anglurah: Sekeha
Santi, umat 6. Selesai Purwa Daksina, Mesandekan di Asagan 7. Pinandita
ngaturang Banten Pangeluhur 8. Pinandita Ngaturang Segehan Agung 9. Tirtha
Pralina untuk Daksina Pralingga 10. Banten Tetingkeb 11. Ngelukar Dakasina
Pralingga 12. Puja Parama Santih 13. Meprani
n. Upacāra Ngelemekin
1. Setelah semua banten munggah di pelinggih masing-masing.
Pinandita memulai memuja diiringi Kidung suci 2. Pinanandita memohon Tirtha
Pabersihan, Pelukatan, Byakala, Prayascita, dan Tirtha Pengulapan. 3. Semua
Banten dan Pelinggih disucikan dengan urut-urutan: a. Peasepan b. Toya Anyar c.
Byakala: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Banten Byakala diayabkan ke
pelinggih bagian bawah d. Prayascitta: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Bungkak
Gading – Lis Senjata d) Banten Prayascita diayabkan ke pelinggih bagian atas e.
Pengulapan: a) Pengeresikan b) Tirtha – Padma c) Bungkak Bulan – Lis d) Banten
Pengulapan diayabkan ke pelinggih bagian atas Semua kegiatan a – e dimulai dariØCatatan:
Padmasana-TamanSari-Pengempon Tirtha-
Beji- Anglurah -Bale Pawedaan - Pengraksa Karya mulai dari sudut Timur Laut
(SHRI), Tenggara (AJI), Barat Daya (RUDRA), Barat Laut (KALA), lalu diteruskan
ke Candi Agung, Ganesha-Sanggar Tapeni- Dapur Suci - Bale Kulkul –Candi Bentar-
Pemedal Agung- Pelinggih Maya –Bale Banjar- Bale Gong- Penunggu Karang- Bale
Ebat – Dapur- Pemedal Banjar- lalu petugas kembali ke Utama Mandala Ø
Dibutuhkan 13 orang pengayah untuk prosesi ini. 4. Mralina Daksina Pralingga
Dewi Tapeni 5. Mralina Lingga Bhagawan Wiswakarma 6. Ngaturang Suyuk 7. Umat
diperciki tirtha Prayascita, 8. Sembahyang bersama dan Keramaning sembah 9.
Nunas Tirtha Wangsuhpada 10. Ngaturang Guru Dakasina kepada: Pinandita, Serati
Banten, Panitia, Banjar 11. Puja parama santih 12. Asah-Asih-Asuh
o. Penutup
Demikianlah pengertian, pengelompokan dan tata cara mendirikan
sebuah pura yang dapat diketengahkan pada kesempatan ini. Dari uraian ini akan
timbul pertanyaan; Mampukah umat Hindu memenuhi petunjuk sastra Bhisama, Raja Purana,
serta mampukah melaksanakannya ? Untuk menjawab pertanyaan diatas, bukan tugas
Penulis, bukan pula tugas Panitia sebagai Yajamana tetapi tugas Umat Hindu
sekalian terutama generasi sekarang dan masa mendatang. Tetapi penulis yakin,
apabila memang dilandasi dengan pikiran tulus dan suci tidak ada yang tidak
dapat kita lakukan, lebih-lebih demi kepentingan yang lebih besar dan untuk
kerahayuan jagat. Demikian Kesimpulan akhir tulisan ini yang sudah tentu masih
banyak kekurangannya, namun ada baiknya untuk bahan renungan dalam usaha
ngastiti kerahayuan kita bersama - Moksartham Jagadhita Om Santih Santih Santih
Om
salam kenal dengan saya dari tasikmalaya asal dari bulian singaraja bali Bali's Family
BalasHapus